Kamis, 07 Juni 2012

MORFOLOGI DAN MANFAAT JAMUR MERANG

Jamur merang merupakan jenis tanaman hortikultura. Proses pembudidayaannya pun dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana karena terbatasnya alat atau teknologi yang dimiliki petani. Dalam perkembangannya, usaha budidaya jamur merang ini semakin meningkat seiring dengan permintaan yang semakin meningkat. Konsumen semakin menyadari bahwa jamur bukan sekedar makanan, tetapi juga mengandung khasiat obat, hal ini disebabkan membaiknya pemahaman masyarakat tentang makanan bergizi bagi kesehatan. Jamur mempunyai nilai gizi tinggi, teruitama kandungan proteinnya sekitar 15%-20% (bobot kering). Suatu keunggulan spesifik laiinya dibandingkan dengan tanmaman lain adalah kadar kolesterol jamur yang rendah, sehingga banyak masyarakat yang memilih jamur saebagai variasi menu makanan sehari-hari untuk mengurangi resiko serangan darah tinggi. Jamur yang menjadi salah satu pilihan, persediaannya belum mencukupi. Keterbatasan keterampilan dalam membudidayakan jamur juga menjadi salah satu penyebab rendahnya persediaan jamur di pasar.
Komodtas Jamur merupakan komoditas yang propektif nilai ekonominya sehingga mampu memberikan keuntungan yang cukup berarti pada petani di Jember, namun demikian dalam era globalisasi ini tentu persaingan produk lokal dan produk import tidaklah dapat dielakkan, sehingga perlu adanya perhatian bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk sama-sama memberikan pembinaan dalam upaya peningkatan produksi maupun mutu produk guna meningkatkan daya saing di pasar bebas. Dalam rangka pengembangan kawasan jamur merang sebagai upaya untuk meningkatkan produksi dan mutu jamur merang di kabupaten Jember melalui pembudidayaan jamur merang yang optimal, dilakukan pendampingan dalam pembudidayaan jamur merang, khususnya yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Jember.
Secara taksonomi, jamur merang masuk dalam klasifikasi sebagai berikut:
Kelas               : basodiomycetes
Subkelas          : homobasodiomycetes
Ordo                : Agaricales
Family             : Plutacease
Genus              : Volvariella
Species            : Volvariela volvaceae

Morfologi Jamur Merang
Sosok jamur merang secara anotomi terdiri dari tudung yang berbentuk seperti paying, di bawah tudung terdapat lamella, tangkai, serta akar semu yang disebut rizoid. Jamur merang memiliki tudung (pileus) dengan bilah atau lembaran tipis pada permukaan bawahnya. Jamur yang termasuk dalam family agraceae ini berbentuk paying, terdiri dari batang dan tudung, pangkalnya memiliki selaput yang pada mulanya menutupi seluruh tubuh buah saat masih kecil. Permukaan bawah tudung, terdapat lembaran-lembaran yang tersusun seperti jari-jari paying, di tempat inilah spora jamur muncul.
Ciri-ciri lain dari jamur merang adalah bila bagian tubuh buahnya terbentuk nampak seperti badan berbentuk bulat hingga lonjong, sedangkan pucuknya berwarna putih, coklat hingga kehitaman. Dari namanya, diketahui jamur merang memiliki volva atau cawan. Pada umumnya jamur yang memiliki cawan merupakan jamur beracun kecuali jamur merang. jamur ini memilki kebiasaan tumbuh pada media yang mengandung sellulosa seperti jerami, limbah penggilingan padi, limbah pabrik kertas dan limbah pengolahan kapas.

Manfaat Jamur Merang
Jamur merang selain dikonsumsi langsung juga bisa diolah menjadi berbagai masakan dan makanan olahan yang tahan disimpan cukup lama. Bentuk olahan dari jamur merang antara lain bakso, nugget, kripik, dan jamur kalengan atau jamur dalam botol.
Permintaan pasar terhadap jamur merang semakin meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat terhdap manfaat jamur merang yang berkhasiat sebagai antibakteri, antioksidan, antikanker, antivirus dan jamur merang juga mampu menormalkan tekanan darah.
Kandungan nutrisi dalam jamur merang beragam, meskipun jamur merang memiliki nilai energy yang rendah, namun jamur merang merupakan sumber protein dan mineral yang baik dengan kandungan kalium dan fosfor yang cukup tinggi. Jamur merang mengandung protein yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan sayuran seperti Bawang, Kubis, Jeruk dan lainnya. Selain itu, jamur merang memilki kandungan asam amino esensial dan non esensial yang dibutuhkan tubuh.
Kandungan lemak dan energy pada jamur merang sangat rendah, sehingga disukai sebagai makanan pelangsing. Kandungan lemak jamur merang berkisar antara 1,08-9,4%  berat kering. Jamur merang juga mengandung vitamin seperti ribovlafin (B2), thiamin (B1) dan asam nikotinat yang cukup tinggi. Selain itu, jamur merang merupakan sumber natrium, magnesium, tembaga, seng dan zat besi yang cukup baik.

BERIKUT GAMBAR JAMUR MERANG


Senin, 28 Mei 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH PEPAYA

PUTRI ARISTA DEWI
Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis Universitas Jember


ABSTRAK
 
Sebagian besar papaya diperbanyak dengan pembenihan. Perkecambahan merupakan proses awal kegiatan pertumbuhan embrio, yang selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Di antara berbagai faktor lingkungan, cahaya merupakan faktor yang sangat penting dalam perkecambahan. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih dan pengaruh yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap perkecambahan. Faktor internal yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih yaitu termasuk persediaan cadangan makanan dan kandungan hormon dalam biji, yang dikontrol oleh genetik tanaman. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkecambahan antara lain temperatur, kelembapan, air, hormon, dan sinar matahari. Cahaya mempengaruhi perkecambahan dengan tiga cara, yaitu dengan intensitas (kuantitas) cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari).
Kata kunci : benih, perkecambahan, cahaya
PENDAHULUAN
Luas lahan kritis di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 59 juta ha. Upaya reboisasi hingga tahun 2008 diperkirakan baru mencapai 10% atau 3 – 5 juta ha (Harun, 2008). Berbagai program penanaman harus terus dilakukan untuk mengembalikan fungsi lahan tersebut dan sebagai upaya mitigasi untuk mengurangi bencana yang diakibatkan oleh keberadaan lahan kritis. Upaya tersebut jelas memerlukan dukungan ketersediaan benih bermutu dalam jumlah yang memadai dan tepat waktu. Kepastian mutu suatu kelompok benih yang diedarkan dan digunakan untuk penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik pengguna, pengedar, maupun pengada. Aspek legal dari mutu benih ini memerlukan perangkat berupa metode pengujian yang standar. Metode ini diharapkan mampu memberikan hasil yang seragam apabila pengujian terhadap suatu kelompok benih dilakukan oleh institusi yang berbeda.
Buah berbentuk kapsul, jika sudah masak kapsul akan merekah. Benih lokal telah beradaptasi dengan kondisi-kondisi setempat. Benih-benih ini telah tumbuh lama pada iklim dan tanah setempat sehingga menjadi semakin kuat. Jika seseorang dari salah satu tempat di Indonesia misalnya, pergi dan tinggal di Inggris akan membutuhkan banyak waktu untuk beradaptasi pada iklim dingin, manusianya, bahasa, dan budaya. Sama halnya dengan benih dan tanaman. Tanaman yang tumbuhnya paling sehat dan paling kuat merupakan tanaman terbaik yang dapat dijadikan sumber benih. Benih dikatakan telah masak fisiologis jika buah sudah mulai mengeras, berwarna coklat tua dan tutup buah mulai terbuka sebagian, tetapi benih belum keluar dari buah. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena sifat benihnya yang halus. Untuk menghindari kegagalan, maka perlu di ketahui terlebih dahulu apakah biji atau benih tanaman budi daya yang akan di sebar di lapangan dapat berkecambah dengan baik dan dalam waktu yang memadai.
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan biji tersebut berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah munculnya radikel menembus kulit benih. Para agronomis menyatakan bahwa perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya struktur penting embrio dari dalam benih dan menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan kecambah normal pada kondisi lingkungan yang optimum.
Perkecambahan adalah proses awal kegiatan pertumbuhan embrio, yang selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Di antara berbagai faktor lingkungan, cahaya merupakan faktor yang sangat penting dalam perkecambahan. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji melunak. Melihat pada keberadaan kotiledon atau organ penyimpanan, perkecambahan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hypogeal (Sujarwati, 2004).
Sebagian besar papaya diperbanyak dengan pembenihan. Bila telah varietas papaya yang bersifat unggul, produktif, dan berkualitas baik maka dapat dilakukan upaya untuk mndapatkan benih sendiri. Caranya adalah dengan melakukan penyerbukan sendiri pada bunga papaya sempurna atau melakukan penyerbukan silang denga tepung sari dari bunga sempurna lainnya yang masih satu varietas. Bunga yang telah diserbuki lalu diisolasi dan dibungkus dengan kantong kertas minyak (Kalie, 2008 ).
Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih dan pengaruh yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap perkecambahan.

PEMBAHASAN
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih
Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan tanaman di antaranya adalah faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalam yaitu termasuk persediaan cadangan makanan dan kandungan hormon dalam biji, yang dikontrol oleh genetik tanaman menentukan mudah-tidaknya atau cepat-lambatnya perkecambahan. Hal ini dapat dilihat dalam kasus biji rekalsitran dan ortodoks. Beberapa faktor luar yang berpengaruh terhadap perkecambahan antara lain temperatur, kelembapan, air, hormon, dan sinar matahari. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Menurut leteratur perkecambahan di pengaruhi oleh hormon auxin, jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auxin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga di hasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas.
Pengaruh cahaya terhadap perkecambahan
Cahaya memegang peranan yang sangat penting dalam perkecambahan biji dari beberapa tanaman. Biji-biji yang untuk perkecambahannya sangat dipengaruhi cahaya dengan biji-biji yang light sensitif. Kebanyakan biji-biji tanaman menjadi sensitif terhadap cahaya bila biji-biji tersebut dalam keadaan basah. Pencahayaan biji-biji kering tidak efektif dalam menstimulasi perkecambahan, tetapi pencahayaan biji-biji yang telah direndam air kesinar matahari langsung dalam waktu 0,01 detik saja telah mampu memberikan pengaruh stimulasi perkecambahan biji. Jadi di samping peranan cahaya, peranan airpun sangat penting dalam perkecambahan biji. Ini disebabkan karena air mempunyai peranan yang sangat penting dalam reaksi-reaksi biokhemis dalam biji selama proses perkecambahan.
Cahaya mempengaruhi perkecambahan dengan tiga cara, yaitu dengan intensitas (kuantitas) cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari).
1.    Kuantitas cahaya
Cahaya dengan intensitas tinggi dapat meningkatkan perkecambahan pada biji-biji yang positively photoblastic (perkecambahannya dipercepat oleh cahaya); jika penyinaran intensitas tinggi ini diberikan dalam durasi waktu yang pendek. Hal ini tidak berlaku pada biji yang bersifat negatively photoblastic (perkecambahannya dihambat oleh cahaya). Biji positively photoblastic yang disimpan dalam kondisi imbibisi dalam gelap untuk jangka waktu lama akan berubah menjadi tidak responsif terhadap cahaya, dan hal ini disebut skotodormant. Sebaliknya, biji yang bersifat negatively photoblastic menjadi photodormant jika dikenai cahaya. Kedua dormansi ini dapat dipatahkan dengan temperatur rendah.
2.    Kualitas cahaya
Yang menyebabkan terjadinya perkecambahan adalah daerah merah dari spektrum (red; 650 nm), sedangkan sinar infra merah (far red; 730 nm) menghambat perkecambahan. Efek dari kedua daerah di spektrum ini adalah mutually antagonistic (sama sekali bertentangan): jika diberikan bergantian, maka efek yang terjadi kemudian dipengaruhi oleh spektrum yang terakhir kali diberikan. Dalam hal ini, biji mempunyai 2 pigmen yang photoreversible (dapat berada dalam 2 kondisi alternatif):
P650 : mengabsorbir di daerah merah
P730 : mengabsorbir di daerah infra merah
Jika biji dikenai sinar merah (red; 650 nm), maka pigmen P650 diubah menjadi P730. P730 inilah yang menghasilkan sederetan aksi-aksi yang menyebabkan terjadinya perkecambahan. Sebaliknya jika P730 dikenai sinar infra merah (far-red; 730 nm), maka pigmen berubah kembali menjadi P650 dan terhambatlah proses perkecambahan.
3.    Photoperiodisitas
Respon dari biji photoblastic dipengaruhi oleh temperatur
:
Pemberian temperatur 10-200C  : biji berkecambah dalam gelap
Pemberian temperatur 20-300C : biji menghendaki cahaya untuk berkecambah
Pemberian temperatur >350C     : perkecambahan biji dihambat dalam gelap atau terang
Kebutuhan akan cahaya untuk perkecambahan dapat diganti oleh temperatur yang diubah-ubah.
            Biji-bijian dari banyak spesies tidak akan berkecambah pada keadaan gelap, biji-biji itu memerlukan rangsangan cahaya. Karena itu kelihatannya perkecambahan yang dikendalikan cahaya merupakan satu adaptasi tanaman yang tidak toleran terhadap penaungan. Cahaya sendiri memiliki suatu intensitas, kerapatan pengaliran atau intensitas menunjukkan pengaruh primernya terhadap fotosintesis dan pengaruh sekundernya pada morfogenetika pada intensitas rendah, tetapi sebagian memerlukan energi yang lebih besar

PENUTUP
Faktor yang mempengaruhi perkecambahan adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi perkecambahan yaitu persediaan cadangan makanan dan kandungan hormon dalam biji, yang dikontrol oleh genetik tanaman menentukan mudah-tidaknya atau cepat-lambatnya perkecambahan. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkecambahan antara lain temperatur, kelembapan, air, hormon, dan sinar matahari. Cahaya mempengaruhi perkecambahan dengan tiga cara, yaitu dengan intensitas (kuantitas) cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari).

Sumber :
Dinarto. 2005. Produksi dan Perlakuan Terhadap Biji dan Benih. Jurnal Penelitian Pertanian Indonesia  22 (2): 18-25

Kalie, M. 2008. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya, Jakarta

Sobir. 2009. Sukses Bertanam Pepaya Unggul Kualitas Supermaket. PT AgroMedia Pustaka, Jakarta

Sujarwati. 2004. Perkecambahan dan Pertumbuhan Palem Jepang (Actinophloeus macarthurii Becc.) akibat Perendaman Biji dalam Lumpur. Jurnal Natur Indonesia 6(2): 99-103

Warisno. 2003. Budi Daya Pepaya. Kanisius, Yogyakarta


Rabu, 23 Mei 2012


PERKECAMBAHAN BENIH

Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan ini memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula. Pada tumbuhan monokotil, struktur kecambah meliputi radikula, akar primer, plumula, koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama.

Daya kecambah benih memberikan imformasi kepada pemakai benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam kondisi biofisik lapangan yang serba oftimal. Parameter yang digunakan dapat berupa persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur tumbuh embrio yang diamati secara langsung. Secara tidak lansung dengan hanya melihat gejala metabolisme benih yang berkaitan dengan kehidupan benih. Persentase perkecambahan adalah : Persentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.

Metode perkecambahan dengan pengujian di labolatorium hanya menentukan persentase perkecambahan total. Dan dibatasi pada pemunculan dan perkembangan struktur – struktur penting dari embrio, yang menunjukan kemampuan untuk menjadi tanaman normal pada kondisi lapangan yang oftimum. Sedangakan kecambah yang tidak menunjukan kemampuan tersebut dinilai sebagai kecambah abnormal. Benih yang tidak dorman tetapi tidak tumbuh setelah periode pengujian tertentu dinilai sebagai mati.

Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan tanaman di antaranya adalah faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalam yaitu termasuk persediaan cadangan makanan dan kandungan hormon dalam biji. Beberapa faktor luar yang berpengaruh terhadap perkecambahan antara lain temperatur, kelembapan, air, hormon, dan sinar matahari. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Cahaya mempengaruhi perkecambahan dengan tiga cara, yaitu dengan intensitas (kuantitas) cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari).

Selasa, 22 Mei 2012


Contoh Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE

Personal Details
Full Name       : Putri Arista Dewi
Address          : Jl. Diponegoro No. 64, Gumukmas - Jember
                        East Java – Indonesia
Cell Phone      : 085649301291
Place of Birth  : Jember
Date of Birth   : April 6th, 1990
Gender           : Female
Health             Perfect
Religion          : Moslem
Email              : phiyea@yahoo.com

Educational Background
1996-2002       : Mayangan 05 Elementary School, Gumukmas
2002-2005       : Junior high School No.1, Gumukmas
2005-2008       : Senior High School No.3, Lumajang
2008-Now       : Agriculture at the University of Jember

Organization Experience:
PALAGA (Nature Lovers), Senior High School No.3, Lumajang, 2008

CURRICULUM VITAE
Personal Details
Full Name                   : Palupi Prastiwi Eka Kuncoro
NIM                           : 081510601061
Place of Birth              : Jember
Date of Birth               : March 31, 1990
Gender                        : Female
Religion                       : Moslem
Address                       : Jalan Bungur No. 71 Jember 68117
Cell Phone                   : 085646242709
E-mail / Website          : freezzee89@yahoo.co.id

Educational Background
2008-Now : Agriculture at the University of Jember
2005-2008 : SMA Pahlawan
2002-2005 : SMPN 1 Jember
1996-2002 : SDN Kepatihan 17 Jember

Working Experience
2009 : Editor Video Seminar Nasional Kedokteran Gigi
2009 : Camera Woman Bedah Buku Fakultas Ekonomi
2011 : Magang Profesi di Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jember

Courses Background
2012 : English toefl


Computer Skill
Microsoft Office
Adobe Photoshop
Vegas
Adobe After Effect

Organization Experience
2008                : Member of MAPENSA
2008                : Member of ADVIS
2008                : Member of HIMASETA
2010-2012       : CO Editor of ADVIS
2011-2012       : Treasurer of MAPENSA